Selasa, 18 Agustus 2015

Rasyida Rumaisya, Calon Dokter Hapal 30 Juz Al Quran

Dimuat di Padang Ekspres edisi 24 April 2015 

Hapal Al Quran seperti Baca Dongeng 
Meski bukan lagi jadi santri namun gadis manis ini tetap mewajibkan diri baca Al Quran tiap hari. Bahkan di tengah kesibukan jadi mahasiswi kedokteran, di sela waktu menunggu dosen ia sempatkan baca 1 juz Al Quran. Bagaimana kisahnya?
Gadis cantik ini lahir dan dibesarkan di RT 02/RW 01 Bantolaweh Kelurahan Kayukubu, Kecamatan Gugukpanjang, Bukittinggi. Saat ini menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Unand Padang.
Rasyida Rumaisya yang akrab disapa Irum, mengawali pendidikan dasar di SD Islam Cahaya Hati Bukittingi. Setelah itu melanjutkan studi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Risalah Padang. Lulus Ar Risalah, ia diterima di jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (FK) Unand Padang angkatan 2014.
Selama menempuh pendidikan menengah, Irum sudah meraih banyak prestasi. Di antaranya juara 2 Olimpiade Sains Fisika tingkat Kota Padang tahun 2010. Kala itu Irum masih kelas 2 SMP di Ar Risalah. 
Tiga tahun kemudian anak perempuan dari pasangan Darwin dan Ilma ini, meraih juara 2 Kompetisi Sains Nasional khususnya mata pelajaran Fisika. Di bidang hapalan Al Quran, tahun 2010, ia menjuarai cabang 5 juz.
Dua tahun kemudian, Irum menyabet gelar juara II dalam cabang 10 Juz di Dharmasraya tahun 2012. Lalu cabang 20 Juz yang diikutinya tahun 2013 lalu, Irum meraih juara Harapan. Anak pertama dari lima bersaudara itu selalu menyempatkan membaca Al Quran di sela-sela waktu menunggu dosen. 
“Rutin satu juz sehari tidak boleh lewat, meskipun saat ini jadwal kuliah sangat padat. Harus bisa memanfaatkan waktu sekecil mungkin. Misal, ketika nunggu dosen masuk kelas, karena target kalau bisa tahun 2015 ini sudah hafal 30 Juz dengan lancar,” tuturnya.
Irum yang saat ini masih duduk di semester II FK Unand itu juga membeberkan rahasia jitunya saat menghapal Al Quran. Dulu waktu di asrama, supaya lebih cepat hapal, Irum mempelajari dulu artinya.
“Setelah itu, menghapal dengan trik seperti membacakan dongeng bagi anak-anak. Dengan begitu cepat melekat di kepala,” Irum mengisahkan.
Irum mengaku, mulai mencintai Al Quran sejak masuk Ponpes Ar Risalah Padang. Kala itu dirinya menyaksikan aktivitas teman-teman asrama yang berlomba-lomba menyibukkan diri menghapal Al Quran. Hal itu, pemandangan luar biasa baginya jika dibandingkan dengan mayoritas keseharian remaja saat ini.
Melihat teman-teman yang saling berpacu menghapal Al Quran, Irum juga tidak mau tinggal diam. Berkat dukungan ustadz dan semangat teman-teman akhirnya Irum juga bisa menghapal Al Quran seperti anak-anak lainnya.
“Ternyata menghapal Quran itu tidaklah sulit kalau mau memulai,” ungkapnya. Kalau pulang ke rumah, ibunya biasanya senantiasa bertanya mengenai hapalan Al Quran Irum. Hal itu menjadi motivasi tersendiri baginya. “Itu memacu semangat saya untuk menghafal lebih banyak,” ujarnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar