Senin, 17 Agustus 2015

Stefani Hendrika, Artis Bergenre Minang Modern

Dimuat di Padang Ekspres edisi 27 Juni 2015

Miliki Suara Khas, Bidan Tetap Nomor Satu 
Kendati berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Pasarbaru, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Stefani Hendrika tak lantas “membunuh” bakat bernyanyi. Di luar jam dinas, dia meluangkan waktu mengolah bakat emasnya sebagai penyanyi Minang. Bagaimana kiprahnya?  
Tabuh diiringi kumandang azan pertanda masuknya waktu berbuka, bergema di seantaro Kota Padang. Di bawah lampu temaram kota, membawa Padang Ekspres menuju salah satu rumah makan spesifik dengan tempat berbuka puasa di kawasan Pondok dengan spesial ikan bakar. 
Di rumah makan itu, seorang gadis cantik kelahiran 8 Februari 1991, sudah menunggu Padang Ekspres. Dia adalah Stefani Hendrika. Stefani atau dikenal Stevany sudah meluncurkan album perdana awal Mei 2015 lalu.
Album perdana tersebut berisikan 10 lagu, terdiri dari 7 lagu baru dan 3 lagu lama yang didaur ulang. 
Album itu diproduseri Evan Budiana dan Yusrial, di bawah naungan Sentral Music. Album yang aransemen musiknya ditangani Dicky Rian ini, juga melibatkan Dodi Alexa dalam pembuatan video klip.
”Waktu itu, Vany dikenalkan oleh teman, katanya Om Evan Budiana sedang mencari penyanyi baru. Kebetulan teman Vany ini kenal sama Om Evan. Setelah dites, ternyata Om Evan suka sama suara Vany. 
Kemudian, Vany diajak rekaman di studio Diva Gunungpangilun. Di sanalah Vany kenal dengan banyak musisi senior Minang, termasuk Eddy Palangki,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara itu.
Stevany tinggal di Kompleks Perumahan Wisma Indah VI Blok O nomor 8, Kelurahan Balaibaru, Kecamatan Kototangah, Padang. Diakui Stevany, butuh konsentrasi ekstra baginya dalam membagi waktu antara menyanyi dan menjalani profesi sebagai bidan.
“Membagi waktu antara kerja dan jadwal manggung, awalnya memang sulit. Tapi kalau dibiasakan, bisa menjadi lumrah saja. Kerja di puskesmas ada shif pagi, siang dan malam. Kalau dinas pagi, bisa izin untuk jadwal tampil manggung malam, begitu sebaliknya. Dalam seminggu jadwal manggung ada dua atau tiga kali, biasanya di Padang paling jauh ke Pesisisr Selatan,” kata finalis Padang Idol 2005 itu.
Putri pasangan suami istri Edison dan Yuliarti ini, menempuh pendidikan sekolah dasarnya di SDN 37 Anduring, kemudian melanjutkan ke SMPN 10 Padang.
Untuk tingkat menengah atas, Stevany memilih SMK/SMKN 7 Padang. Pendidikan tinggi ditempuh di Stikes Ranah Minang Padang, Jurusan D-3 Kebidanan.
Bakat seni musiknya, terasah ketika mengeyam pendidikan di jurusan musik SMKN 7 Padang.Meskipun begitu, Vany mengaku tidak pernah menempuh les privat olah vokal. 
“Papa dulu juga penyanyi. Biasanya, diajarin di rumah, tapi lebih banyak belajar secara otodidak dan tidak ada les privat,” ujarnya. Dirinya mulai sering tampil ketika duduk di bangku SMP dan SMK.
Salah satu video klip album Stevany, diambil di tempatnya bekerja (Puskesmas Pauh). Hal ini menjadi nilai keunikan tersendiri bagi Vany dalam menembus pasar industri musik Minang.
“Alhamdulillah rekaman berjalan lancar. Judulnya Pusaro Mande, menceritakan kisah orangtua yang sudah berumur renta, namun sebagai anak belum bisa membahagiakannya,” katanya.
Dalam menghadapi persaingan industri musik Minang, ciri khas suara menjadi poin tersendiri Stevany. “Kata orang yang sudah mendengar Vany nyanyi, vokal Vany punya ciri khas. Selain itu, dalam album ini, aransemen musik lebih santai istilahnya Minang ngepop modern,” pungkasnya. (*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar