Selasa, 18 Agustus 2015

Nisrina Irbah Sati, Terbaik I UN IPS Sumbar

Dimuat di Padang Ekspres edisi  18 May 2015

Susah Tidur, Si Jago Debat Diterima di Fakultas Hukum UI
Sleeping dissorder (susah tidur malam, red), ternyata ada manfaatnya bagi siswa kelas XII IPS 1 SMAN 1 Bukittinggi. Ya, berkat “kelainan” ini Nisrina Irbah Sati berhasil meraih nilai UN IPS 2015 terbaik 1 se-Sumbar. Bagaimana kisahnya?
Ina—sapaan akrab Nisrina Irbah Sati—putri kebanggaan Afdal Sati dan Noviarni ini masih tidak percaya terhadap apa yang barusan diraihnya. Biarpun begitu, mendapat ucapan selamat dari berbagai pihak, tak lantas membuatnya melambung ke awan.
“Jam 8.00 pagi Jumat, di-SMS (pesan pendek, red) guru untuk datang ke sekolah, dikasih tahu tentang prestasi itu awalnya gak percaya. Tapi seiring banyaknya ucapan selamat dari teman-teman via BlackBerry Messenger ditambah info resmi dari lembaga bimbel, baru percaya dan alhamdulillah,” tuturnya lembut.
Bicara cepat sudah mendarah daging bagi dara cantik kelahiran  Samarinda 10 Oktober 1997 ini. Hal itu tampak jelas ketika Padang Ekspres mewawancarainya kemarin (17/5).
Tanpa ragu, setiap lontaran pertanyaan direspons dengan sigap olehnya. Wajar saja, debat merupakan merupakan keahliannya dalam berbagai iven luar sekolah. Tingkat Kota Bukittinggi, Ina pernah meraih juara 1 lomba debat pendidikan antikorupsi dan juara 3 debat Bahasa Inggris tahun 2013.
Di tahun sama, olimpiade bahasa Jerman diadakan oleh Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) Sumbar, kala itu Ina berhasil meraih peringkat ketiga. Tahun 2014, Ina berhasil meraih juara 2 lomba debat konstitusi dalam iven Pekan Konstitusi Unand tingkat regional (Sumbar, Riau, Jambi).
Selain itu, Ina dkk juga berhasil menjadi finalis debat Bahasa Indonesia tingkat nasional yang diadakan oleh Kemendikbud di Palembang. Mengenai UN, Ina membeberkan tips dan triknya secara gamblang.
“Ina kan sejak SMA menderita sleeping dissorder, tiap malam itu gak bisa tidur cepat. Biasanya, sampai pukul 03.00 malam masih membaca buku. Kalau ada yang ragu tentang akuntansi selalu tanya ke ayah,” ujarnya.
Selain belajar malam, lanjut Ina, menjelang hari “H” UN, Ina memperbanyak bahasan paket soal. “Kan di sekolah itu belajar sore dari pukul 15.00 sampai pukul 17.30 ditambah lagi dengan jadwal bimbel (bimbingan belajar). Materi yang diperoleh, malamnya langsung dipraktikkan dengan membahas soal-soal,” jelasnya.
Peran orangtua, menurutnya, sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar.
“Support dari ayah dan mama sangat besar. Ayah sebagai seorang akuntan selalu menjadi ladang bertanya mengenai hukum dan undang-undang. Sementara, mama mengayomi kami dengan sangat baik sehingga terciptalah suasana kondusif untuk belajar,” ucap anak pertama dari tiga bersaudara itu.
Sebagai penambah semangat Ina, meski tergolong sibuk, orangtuanya tidak lupa memberikan bonus atas limpahan prestasinya. “Reward dari ayah dan mama setiap mendapat prestasi pasti diajak makan atau ditambahin uang jajan, ya maklum saja ayah kan super sibuk,” tuturnya.
Selain jago debat, Ina yang berdomisili di Jalan Manunggal No 8 RT 3/RW 2 Kelurahan Pulai Anakair, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi itu, juga bercita-cita menjadi seorang hakim.
“Soal ilmu hukum, Ina masih mikir mau fokus ke mana. Minatnya sih mendalami hukum internasional supaya banyak kenal dengan orang dari berbagai negara. Kalau untuk kondisi pasar saat ini sepertinya hukum perdata juga menarik, tapi Ina juga kepikiran menjadi seorang hakim,” ungkap kakak M Habib Sati dan M Firdaus Sati itu.
Tidak lupa kepada teman, menjadi karakter kuat bagi Ina yang juga gemar belajar otodidak bahasa Korea itu.
“Untuk teman-teman yang belum lulus SNMPTN tetap semangat ya. Teruslah berjuang, karena masih ada SBMPTN dan jalur nonreguler. Kata Nelson Mandela, semua akan tampak mustahil sampai semua selesai,” pesannya.
Berbeda dengan remaja pada umumnya, Ina mengaku tidak pernah tergoda pacaran.
“Sampai saat ini Ina gak pernah pacaran. Kalo temen sih komplit, selain cewek, teman cowok juga banyak. Namun, kalau hanya untuk menambah beban pikiran lebih baik fokus buat belajar. Kata mama, masalah pacar ntar aja kalau sudah kuliah,” ucap gadis yang juga berbakat memainkan gitar dan menyanyi itu. (*)

1 komentar: