Segelas Susu dan Sebutir Vitamin jelang Sekolah
Ujian Nasional (UN) berlalu sudah. Berbagai media massa juga tidak
luput dibanjiri pemberitaan selebrasi kebahagiaan para siswa SMA/SMK
ketika informasi kelulusan diumumkan.
Hiruk pikuk pelaksanaan UN akan menjadi kenangan tak terlupakan bagi
Rayhan Fajar Matheza. Pasalnya, siswa SMAN 1 Batusangkar ini didaulat
sebagai peraih nilai UN IPA terbaik Sumbar. Semangat belajar Rayhan, sapaan akrab Rayhan Fajar Matheza, sudah terlihat sejak kecil.
Saat duduk di bangku kelas 3 SD hingga kini, peringkat juara
kelas tidak pernah lepas dari genggamannya. Selain itu, pria berkacamata
minus itu juga seringkali menyabet gelar juara dalam berbagai Olimpiade
Sains tingkat Sumbar.
Di antaranya, juara 2 OSK Biologi di STAIN Batusangkar, dan Finalis
Lomba Matematika se-Sumbar. Tahun lalu, Rayhan berhasil mendapat titel
peraih skor individu tertinggi tingkat provinsi pada Olimpiade Online
Nasional 2014 “Piala Hasri Ainun Habibie”.
Kejuaraan tersebut, kompetisi antar sekolah yang diadakan secara
online serentak seluruh Indonesia. Selain rutin mengulang pelajaran dan
rajin berdoa, Rayhan menyebutkan pentingnya menjaga pikiran tetap tenang
saat menghadapi ujian.
“Refreshing perlu juga, tidak harus belajar terus karena bisa stres
dan jenuh. Kalau menghadapi ujian segala sesuatu yang menyebabkan stres
harus dibuang jauh-jauh agar dapat melalui ujian dengan enjoy,” kata
siswa XII IPA 1 ini.
Sebelum berangkat sekolah sang bunda selalu memberikan bekal vitamin untuk menunjang kecerdasan otak Rayhan menyerap pelajaran.
“Karena Bunda berprofesi sebagai dokter, setiap hari menjelang
berangkat sekolah Bunda selalu memberikan aneka vitamin dan segelas
susu,” ujar Rayhan. Tak hanya aneka vitamin dan susu, Rayhan juga
mengungkapkan sering belajar kelompok juga memberi dampak positif dalam
memahami pelajaran.
“Saling berbagi itu penting. Kalau ada teman yang kurang mengerti
sebuah pelajaran saya membantu. Begitu juga apabila saya tidak mengerti
juga dibantu teman-teman. Itulah gunanya belajar kelompok yang
senantiasa 3 kali seminggu saya lakukan bersama 4 orang teman. Tanya
jawab soal dan mengerjakan tugas bareng secara bergiliran di rumah
masing-masing anggota kelompok,” tutur siswa Ganesha Operation
Batusangkar ini.
Rayhan mengaku sempat jenuh dalam belajar. Namun dia sadar, mengalah
terhadap rasa malas bukanlah pilihan tepat. Rasa malas harus dibuang.
“Kalau malas dibiarkan, nantinya bisa jadi kebiasaan,” tuturnya.
Berbagai kiat yang digunakan oleh anak semata wayang pasangan Martias
dan dr Elza Desdamona SpA. Selain belajar kelompok, dia mengulang
kembali pelajaran dari kelas satu dan dua.
“Rencana saya dulu, akhir kelas 2 sudah mulai mengulang pelajaran ke
belakang. Berhubung masih ada beberapa pelajaran yang tertinggal barulah
sejak pertengahan semester awal kelas 3 secara rutin saya membaca
kembali buku pelajaran kelas 1 dan 2,” imbuhnya.
Hasilnya, Rayhan mampu membanggakan sekolah dan Tanahdatar. Dia
tercatat sebagai peraih nilai UN IPA terbaik Sumbar. Rincian nilainya,
mata pelajaran Bahasa Indonesia 89,6, Bahasa Inggris 81,3, Matematika
97,4. Selanjutnya, Fisika 100, Kimia 95, dan Biologi 92,5. Total nilai UN 555,8 atau rata-rata 9,2.
Tak hanya terbaik UN IPA di Sumbar, Rayhan pun juga diterima di
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) lewat Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN). Lelaki yang mengaku belum
pernah pacaran itu bercita-cita menjadi dokter spesialis penyakit dalam
dan spesialis jantung.
“Alhamdulillah sudah diterima menjadi mahasiswa undangan di FK Unand,
namun tentang cita-cita saya masih ragu antara dokter spesialis
penyakit dalam atau spesialis jantung. Saya minat dua-duanya. Jalani
saja dulu, nanti bakal tau sendiri,” ungkap putra semata wayang itu.
Rayhan mengatakan pentingnya peran orangtua dalam menentukan keberhasilan dan prestasinya di sekolah.
“Setiap malam disuruh belajar, bahkan ditemani dari jam 7 hingga 9
malam. Apabila nilai menurun selalu dinasehati agar lain kali
ditingkatkan lagi,” ungkapnya.
Pria berkacamata ini mengatakan jika juara kelas biasanya dia diberi
reward jalan-jalan ke Padang atau Pekanbaru. “Kalau orang tua tidak
terlalu sibuk kadang juga diajak ke Jakarta,” tutur Rayhan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar