Selasa, 18 Agustus 2015

Rayhan F Matheza, Siswa SMAN 1 Batusangkar Peraih Nilai UN IPA Terbaik Sumbar


Dimuat di Padang Ekspres edisi  17 May 2015
Segelas Susu dan Sebutir Vitamin jelang Sekolah
Ujian Nasional (UN) berlalu sudah. Berbagai media massa juga tidak luput dibanjiri pemberitaan selebrasi kebahagiaan para siswa SMA/SMK ketika informasi kelulusan diumumkan.
Hiruk pikuk pelaksanaan UN akan menjadi kenangan tak terlupakan bagi Rayhan Fajar Matheza. Pasalnya, siswa SMAN 1 Batusangkar ini didaulat sebagai peraih nilai UN IPA terbaik Sumbar. Semangat belajar Rayhan, sapaan akrab Rayhan Fajar Matheza, sudah terlihat sejak kecil.
Saat duduk di bangku kelas 3 SD hingga kini, peringkat juara kelas tidak pernah lepas dari genggamannya. Selain itu, pria berkacamata minus itu juga seringkali menyabet gelar juara dalam berbagai Olimpiade Sains tingkat Sumbar. 
Di antaranya, juara 2 OSK Biologi di STAIN Batusangkar, dan Finalis Lomba Matematika se-Sumbar. Tahun lalu, Rayhan berhasil mendapat titel peraih skor individu tertinggi tingkat provinsi pada Olimpiade Online Nasional 2014 “Piala Hasri Ainun Habibie”.
Kejuaraan tersebut, kompetisi antar sekolah yang diadakan secara online serentak seluruh Indonesia. Selain rutin mengulang pelajaran dan rajin berdoa, Rayhan menyebutkan pentingnya menjaga pikiran tetap tenang saat menghadapi ujian.
“Refreshing perlu juga, tidak harus belajar terus karena bisa stres dan jenuh. Kalau menghadapi ujian segala sesuatu yang menyebabkan stres harus dibuang jauh-jauh agar dapat melalui ujian dengan enjoy,” kata siswa XII IPA 1 ini. 
Sebelum berangkat sekolah sang bunda selalu memberikan bekal vitamin untuk menunjang kecerdasan otak Rayhan menyerap pelajaran. 
“Karena Bunda berprofesi sebagai dokter, setiap hari menjelang berangkat sekolah Bunda selalu memberikan aneka vitamin dan segelas susu,” ujar Rayhan. Tak hanya aneka vitamin dan susu, Rayhan juga mengungkapkan sering belajar kelompok juga memberi dampak positif dalam memahami pelajaran.
“Saling berbagi itu penting. Kalau ada teman yang kurang mengerti sebuah pelajaran saya membantu. Begitu juga apabila saya tidak mengerti juga dibantu teman-teman. Itulah gunanya belajar kelompok yang senantiasa 3 kali seminggu saya lakukan bersama 4 orang teman. Tanya jawab soal dan mengerjakan tugas bareng secara bergiliran di rumah masing-masing anggota kelompok,” tutur siswa Ganesha Operation Batusangkar ini.
Rayhan mengaku sempat jenuh dalam belajar. Namun dia sadar, mengalah terhadap rasa malas bukanlah pilihan tepat. Rasa malas harus dibuang. “Kalau malas dibiarkan, nantinya bisa jadi kebiasaan,” tuturnya.
Berbagai kiat yang digunakan oleh anak semata wayang pasangan Martias dan dr Elza Desdamona SpA. Selain belajar kelompok, dia mengulang kembali pelajaran dari kelas satu dan dua.   
“Rencana saya dulu, akhir kelas 2 sudah mulai mengulang pelajaran ke belakang. Berhubung masih ada beberapa pelajaran yang tertinggal barulah sejak pertengahan semester awal kelas 3 secara rutin saya membaca kembali buku pelajaran kelas 1 dan 2,” imbuhnya.
Hasilnya, Rayhan mampu membanggakan sekolah dan Tanahdatar. Dia tercatat sebagai peraih nilai UN IPA terbaik Sumbar. Rincian nilainya, mata pelajaran Bahasa Indonesia 89,6, Bahasa Inggris  81,3, Matematika 97,4. Selanjutnya, Fisika 100, Kimia 95, dan Biologi 92,5. Total nilai UN 555,8 atau rata-rata 9,2.
Tak hanya terbaik UN IPA di Sumbar, Rayhan pun juga diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN). Lelaki yang mengaku belum pernah pacaran itu bercita-cita menjadi dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis jantung.
“Alhamdulillah sudah diterima menjadi mahasiswa undangan di FK Unand, namun tentang cita-cita saya masih ragu antara dokter spesialis penyakit dalam atau spesialis jantung. Saya minat dua-duanya. Jalani saja dulu, nanti bakal tau sendiri,” ungkap putra semata wayang itu.
Rayhan mengatakan pentingnya peran orangtua dalam menentukan keberhasilan dan prestasinya di sekolah.
“Setiap malam disuruh belajar, bahkan ditemani dari jam 7 hingga 9 malam. Apabila nilai menurun selalu dinasehati agar lain kali ditingkatkan lagi,” ungkapnya.
Pria berkacamata ini mengatakan jika juara kelas biasanya dia diberi reward jalan-jalan ke Padang atau Pekanbaru. “Kalau orang tua tidak terlalu sibuk kadang juga diajak ke Jakarta,” tutur Rayhan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar