Teringat dan Terkenang

Untuk menyingkap sisi lain batu nisanku kelak dimana hanya ada nama, kelahiran dan kematian, maka aku menulis!

Selasa, 18 Agustus 2015

Cara Unik Penghafal Al Quran Menghilangkan Kejenuhan

Jungkir Balik hingga Benturkan Kepala 

Dimuat di Padang Ekspres edisi 1 May 2015
Berawal dari rasa keprihatinan minimnya wadah penghafal Al Quran di Kota Padang, Iwan Ahmad tergelitik mendirikan Yayasan Daurah Menghafal Al Quran. Warga Cengkeh, Lubukbegalung, Kota Padang ini ingin membumikan para penghafal Al Quran.
Dia juga bertekad mengubah paradigma bahwa menjadi penghafal Quran tak sulit. Hanya butuh waktu 40 hari, maka 30 juz hafalan Quran bukan hal yang mustahil bisa dihafal.
Iwan Ahmad bercerita, awal mendirikan yayasan tersebut tanpa modal dan hanya kebulatan tekad semata. Ia bersyukur banyak kemudahan yang dia dapatkan untuk mendirikan yayasan.
Keinginannya membuka yayasan menghafal Al Quran berawal dari rasa keprihatinan terhadap banyaknya bibit- bibit penghafal Al Quran, namun belum wadah untuk menampungnya. 
Alumni Daurah Menghafal Al Quran ini  terinspirasi dari kesuksesan 20 hafiz dan hafizah Daurah Makassar yang mengikuti program hafal Al Quran. Dari jumlah itu, 12 orang berhasil menghafal Al Quran 30 juz, selebihnya ada yang 25 juz dan ada yang 20 juz terkendala karena sakit.
“Bulan Ramadhan merupakan momen yang pas untuk menghapal Al Quran. Berlomba lomba beramal dan membaca Al Quran bertepatan dengan bulan diturunkannya Al Quran. Setelah melihat hasil yang didapat oleh teman-teman saya di Makassar, saya berkeinginan mempraktikkannya di Padang, kampung halaman saya sendiri,” tutur Iwan.
Menjadi penghafal Al Quran banyak keuntungannya. Selain dapat memberikan mahkota terindah buat orangtua dari emas saat di alam barzah, penghafal  Al Quran juga akan dipanggil Rasulullah untuk masuk ke surga Firdaus.  
Itulah yang memotivasi saya untuk dapat memperbanyak para penghafal Al Quran,” ucapnya.
Iwan bercerita, saat dia menghafalkan Al Quran 30 juz dalam 40 hari, pernah menderita demam dan suaranya pun sempat tak ke luar. Namun, rasa sakit  yang dialami tak menyurutkan semangatnya untuk terus menghafalkan Al Quran. Hari ke -18, Iwan sudah dapat menghafal 30 juz Al Quran. 
“Saya hanya tinggal mengulang-ulang kembali hafalan saya. Dibanding dengan menghafal atau menambah hafalan baru, memang menghafal yang paling sulit,” ucapnya.
Bapak dua anak ini bercerita, selama menghafal Al Quran dia pernah mengalami kejenuhan. Untuk menghilangkan kejenuhannya, dia punya cara unik yakni membentur-benturkan kepala ke dinding dan jungkir balik di atas kasur.
“Membentur-benturkan kepala ke dinding tentu bukan berarti untuk menyakitkan diri, tapi hanya menghilangkan kesuntukan semata,” ucapnya.
Selama dia menekuni bidang hafalan Al Quran, selalu mendapatkan kemudahan dalam berbagai urusan. Termasuk saat mengurus perizinan untuk mendirikan yayasan.
“Saat saya mengurus izin yayasan tak ada kendala, baik itu di notaris maupun mendapatkan SK pendirian dari Kemenkumham. Mugkin karena niat saya baik, Allah selalu berikan kemudahan. Saya banyak dibantu orang-orang yang peduli dengan bacaan Al Quran,” ucapnya.  
Untuk terus mengingat bacaan Al Quran, dia kerap mempraktikkannya dalam kegiatan shalat sunat dan shalat wajib. “Untuk memperlancar bacaan shalat tersebut, saya terus mengingat hafalannya pada saat shalat wajib dan tahajud,” ucapnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar