Dimuat di Padang Ekspres edisi
Meniti Karir lewat Salawat Dulang
Bukannyo anggan manjawek kato, aia mato lah bajatuahan, mandanga
balam lah bapitulah, usah diharok padi hampo… Kama badan ka manyuruak
dek sisiak nan ko bana nan buruak.
Begitulah cuplikan lirik lagu terbaru Jhon Cakra berjudul “Buruak
Sisiak”. Berawal dari sebuah pertunjukan tradisi Minangkabau, salawat
dulang mengantarkan karir Jhon Cakra menjadi salah satu artis kocak
dunia musik Minang.
Saat usianya masih belia, dia sering tampil satu panggung dengan Fir Arjuna membuat artis senior itu terkesan padanya.
Delapan album sudah dihasilkan Jhon Cakra dan ”geng”-nya, tak asing
lagi di telinga masyarakat Sumbar. Bahkan, kini putra asli Luhak Nan Tuo
itu kebanjiran job dalam multi iven.
Sebagai pemain salawat dulang, juga penyanyi Minang. Jhon Cakra lebih
dikenal masyarakat apabila digandengkan dengan nama-nama, seperti Mak
Itam, Mek Lepo, Mak Lepai, atau pun Etek Kadai.
Perjalanan karir dan perjuangan pria kelahiran Batusangkar 5 Mei 1981
ini dalam mengarungi bahtera musik Minang, masih terpatri jelas
diingatan putra dari pasangan M Yunus St Maruhun dan Yuniar itu.
Ketidakharmonisan Fir Arjuna dengan pasangan duetnya di salawat dulang, membuka jalan bagi Jhon Cakra untuk eksis.
Dia diajak tandem. Lama kelamaan, merasa cocok satu sama lainnya Jhon
Cakra ditawari membuat album dengan tajuk “Saldu” pada tahun 2004.
Berisikan 10 buah lagu.
Menurut pemilik nama asli Jhon Erizal itu, salawat dulang merupakan
kesenian khas Minangkabau yang syarat nilai-nilai dakwah Islam. Itu pula
yang menjadi dasarnya bermusik.
”Pesan moral yang terkandung di dalamnya sangat beragam. Sayangnya,
tidak ada regenerasi dari kalangan tua kepada yang muda membuat salawat
dulang terancam punah. Dari seluruh kabupaten/kota di Sumbar, tidak
semua daerah lagi memiliki kelompok salawat dulang.
Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta, itu pun yang ikut rata-rata dari partai tua,” ujar suami Yusna Yensi ini.
Hal itulah yang menarik minatnya untuk tetap melestarikan salawat
dulang. Meskipun banyak undangan untuk manggung menyanyi, Jon Cakra
tetap memberi ruang dan waktu memenuhi undangan salawat dulang.
“Biasanya ketika ada bentrok antara jadwal menyanyi dan salawat
dulang, saya tetap mendahulukan undangan yang pertama diterima,” tutur
ayah Raja Syaidil Akram ini.
Jumat (22/5) lalu misalnya, Jhon Cakra berangkat menuju Sijunjung
memenuhi permintaan menampilkan salawat dulang dalam sebuah pesta
perkawinan. “Alhamdulillah ada tawaran tampil salawat dulang di
Sijunjung bersama adik saya,”ucapnya.
Hidup dalam satu lingkungan kampus, Jon Cakra dipertemukan dengan Mak
Lepo dan Mak Itam. Berkat kesamaan ide, akhirnya membuat mereka
menghasilkan album kocak Minang dengan tema “Langkok-Langkok” di bawah
naungan Minang Record.
Album yang dirilis tahun 2007 itu, mengusung “Pangaja Jando” dan
“Centang Parenang” sebagai lagu andalan. “Sangat diluardugaan kami,
ternyata album itu menarik minat masyarakat. Terbukti dengan larisnya
puluhan ribu copy di pasaran,” akunya.
Tidak lama berselang, Jon Cakra dan rekannya memutuskan keluar dari pentolan Minang Record.
“Karena ada suatu konflik antara kami, terpaksa mencari pelabuhan
lain. Tak lama berselang, kami bergabung dengan Leprin Production. Dari
sinilah lahir album Bagadele 1 sampai Bagadele 5. Lagu-lagunya antara
lain “Muak Den”, “Anak Pak Haji”,”Nasib Sumando”, “Rumah Kontrak”,
“Rintang jo Kain Saruang”,” ujarnya pria asal Guguak Pariangan,
Kabupaten Tanahdatar itu.
Jhon Cakra juga sangat menyayangkan mengenai maraknya peredaran CD bajakan.
“Kendala bajakan memang tidak bisa dipungkiri. Sangat sulit mengikis
akarnya. Praktik bajakan akan terus melahirkan akar yang baru.
Setidaknya saat ini sudah tidak separah yang dulu, mudah-mudahan dengan
perkembangan zaman juga melahirkan kesadaran masyarakat untuk mencintai
karya orang lain,” ungkapnya.
Terbaru, Jhon Cakra bersama Upiak Segeh, Mak Itam dan Cabiak
bergabung bersama Win Record mengeluarkan album bertajuk “Bagadencak”
pada April 2015 lalu. Kini lagu-lagu berjudul “Buruak Sisiak”, “Kadai
Kopi”, “Coment Saya”, “Karajo Sampiangan” sudah bisa didapatkan di toko
VCD atau download melalui Youtube. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar