Teringat dan Terkenang

Untuk menyingkap sisi lain batu nisanku kelak dimana hanya ada nama, kelahiran dan kematian, maka aku menulis!

Selasa, 18 Agustus 2015

Al Hafizh Ibnu Qoyyim, Calon Diplomat Penghafal Al Quran

Dimuat di Padang Ekspres edisi 10 April 2015

Padang-Lubukbasung Bisa Hafal Dua Juz 

Lanca kaji dek diulang, pasa jalan dek ditampuah. 
Pepatah Minang di atas cocok untuk menggambarkan ketekunan seorang Al Hafizh Ibnu Qoyyim, mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Unand ini.
Pria yang biasa dipanggil Hafizh ini merupakan satu mutiara dari sekian batu permata yang tersimpan di kampus Limaumanih. Meski jenjang pendidikan yang dipilihnya merupakan pintu gerbang menuju calon diplomat, itu tidak membuatnya lupa dengan Al Quran.
“Kalau pulang kampung ke Lubukbasung, menghabiskan waktu dua jam perjalanan. Di sepanjang perjalanan, minimal satu atau dua juz bisa mengulang hafalan Quran,” kata Hafizh membeberkan salah satu jurusnya menghapal Al Quran. 
Saat ini Hafizh fokus mempersiapkan diri untuk bisa ikut serta dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) antar-mahasiswa tingkat nasional. Rencananya, iven dua tahunan itu digelar di Universitas Indonesia Jakarta 1-7 Agustus mendatang.
Untuk itu, Hafizh terus memperbanyak pemahaman soal-soal yang berhubungan dengan kandungan Al Quran. Selain itu dirinya juga mengintensifkan mengulang hafalannya. 
Artinya, dengan bekal yang telah dimilikinya ini, selain berpotensi sebagai penghapal Quran, Hafizh juga memiliki skill memahami isi kandungan Al Quran. 
Kepada Padang Ekspres, kemarin (9/4), Hafizh mengatakan, mengulang hafalan Al Quran adalah bentuk persiapan ikut serta dalam cabang Musabaqah Hifzil Quran (MHQ).
Sementara memahami kandungan Al Quran dari berbagai materi, dilakukannya untuk persiapan cabang Musabaqah Fahmil Quran (MFQ). Di samping terus menghapal Al Quran, mahasiswa kelahiran Tiku 10 Oktober 1993 itu juga tertarik pada cabang MFQ.
“Dari  sekian banyak cabang MTQ, cabang MFQ inilah yang memiliki semua aspek keilmuan di dalamnya. Fahmil itu merupakan campuran dari banyak bidang ilmu lainnya seperti science, politik, sejarah lampau hingga kajian kontemporer ada di cabang ini,” tuturnya.
Menjabat sebagai Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Pengembangan Ilmu dan Kandungan Al Quran (UKM-PIKA) tidak membuatnya lengah terhadap hapalannya. Selain dukungan dari keluarga, teman-teman sesama peserta lomba fahmil juga mendorong Hafizh untuk mampu meraih segudang prestasi. 
Sejauh ini, dia telah meraih banyak prestasi. Di antaranya, juara 1 lomba baca kitab kuning se-Kota Solok tahun 2010,  juara 2 fahmil se-Kabupaten Agam tahun 2010, dan juara 2 MFQ se-Unand tahun 2012. Di ajang fahmil, anak sulung dari empat bersaudara itu pernah menjadi semifinalis di tingkat nasional. 
“Pada tahun 2013, kebetulan waktu itu tuan rumahnya adalah Unand dan UNP, tapi sayangnya hanya mampu masuk semifinal,” ujarnya. 
Hafizh membeberkan rahasia kesuksesannya. Menurut dia, dengan membaca dapat membuka jendela dunia. Inilah kiat yang terus membuatnya dapat meraih puluhan prestasi. 
Hafizh sendiri suka membaca buku tentang kisah-kisah tokoh Islam, dan buku science. Dia juga aktif berorganisasi dan berbagai perlombaan skala lokal maupun nasional. Dengan begitu, diharapkannya bisa mengasah kemampuan mengatur waktu. 
“Semakin banyak kegiatan, tentu kita juga harus lebih pandai membagi waktu. Tetap utamakan prioritas. Kalau saya sekarang sebagai mahasiswa, prioritas utama memang kuliah. Kalau mampu berprestasi di luar kampus, Alhamdulillah,” ungkapnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar