Teringat dan Terkenang

Untuk menyingkap sisi lain batu nisanku kelak dimana hanya ada nama, kelahiran dan kematian, maka aku menulis!

Senin, 17 Agustus 2015

Ketika Desi Sepriani dan Meisy Hertika Berkolaborasi

Dimuat di Padang Ekspres edisi 11 July 2015
http://www.koran.padek.co/read/detail/31802

Dipertemukan Lewat Medsos, Garap Album Duet 
Pertemanan di dunia maya Desi Sepriani dengan Meisy Hertika, menghadirkan berkah tersendiri bagi kedua artis Minang belia ini. Keduanya mendapat tawaran dari musisi Minang senior Eddy Palangki untuk berduet. Seperti apa ceritanya?
Jumat (10/7) sekitar pukul 16.00, Padang Ekpsres berkunjung ke salah satu studio rekaman yang terletak di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Nanggalo, Padang.
Di studio itu sudah ramai berkumpul sederet perempuan seraya memegang selembar kertas dan melafalkan bait-bait yang tertulis di kertas itu.
Setelah diperkenalkan sebagai wartawan, salah seorang perempuan yang berada di kerumunan itu kemudian memulai pembicaraan.
“Awalnya, hanya kenal dan berteman di salah satu jejaring sosial, kesamaan hobi nyanyi, kami menjadi kian akrab. Akhirnya, kami dipertemukan Om Eddy dalam pembuatan album ini,” ujar Desi.
Desi Sepriani, mahasiswi D-3 Kebidanan asal Pasaman Barat ini mengaku sudah tergila-gila ingin jadi penyanyi sejak di bangku Sekolah Dasar. Sempat dilarang orangtuanya, namun tak menyurutkan keinginan Desi. Dia yakin dapat mengubah imej negatif penyanyi Minang ke arah lebih baik.
”Desi ingin membuktikan kepada orangtua, bahwa anggapan mereka soal sifat miring penyanyi itu salah. Penyanyi Minang juga dapat berprestasi di jenjang pendidikannya. Bakat menyanyi di samping seorang calon bidan, kenapa tidak,” kata anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Ali Amran dan Nurjani itu.
Lain Desi yang baru menjalani rekaman album perdana itu, lain pula Meisy Hertika. Dara kelahiran 27 Mei 1994 ini sudah menggarap dua album sebelumnya. Artinya, berduet dengan pendatang baru seperti Desi menjadi album ketiganya.
“Ini album ketiga Meisy, album perdana sudah dikeluarkan tahun 2011 lalu. Namun, ada banyak warna baru yang Meisy temukan dalam lagu-lagu kali ini. Liriknya sangat sesuai dengan fenomena generasi muda hari ini.
Agak lucu, namun menyiratkan pesan moral,” kata putri kesembilan dari sepuluh bersaudara, pasangan Baharudin dan Ardis ini. Sebagai pencipta lagu, Eddy Palangki mengatakan, dua sisi dan warna suara yang berbeda antara Desi dan Meisy membuatnya optimistis album ini dapat laris di pasaran.
“Lagu yang disajikan memberi pesan moral untuk para wanita agar tidak terjerumus bujuk rayu pria hidung belang. Dengan lirik yang lugas dan sederhana, dikemas dengan musik enerjik, diharapkan duet dua biduan muda ini dapat menarik animo masyarakat,” ujar Eddy.
Proses pembuatan album, tambah Eddy, menghabiskan waktu tiga bulan dan melibatkan campur tangan sejumlah musisi Minang. Sejak membuat aransemen musik, merumuskan lirik, rekaman dan pembuatan video, semuanya dilakukan dalam waktu yang amat singkat.
Tidak lebih dari tiga bulan, albumnya sudah bisa dilempar di pasaran. Sejumlah musisi yang terlibat antara lain Dodi Alexa, Feri KD, Triz, dan Fadhil entertairment,” katanya.
Selain berduet, album Meisy dan Desi yang ditargetkan selesai Agustus mendatang itu, juga memberikan kesempatan kepada masing-masingnya untuk tampil solo.
“Untuk solo, Meisy akan membawakan lagu “Pandang Partamo”, “Tak Nio” dan “Rindu Mananti”. Sedangkan Desi akan membawakan lagu “Datanglah”, “Puber Partamo” dan “Usah Dirayu”. Sedangkan empat buah lagu akan dinyanyikan secara duet,” ujar Eddy. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar