Teringat dan Terkenang

Untuk menyingkap sisi lain batu nisanku kelak dimana hanya ada nama, kelahiran dan kematian, maka aku menulis!

Selasa, 18 Agustus 2015

Hafiz 10 Juz, Auva Nur Hadi

Dimuat di padang Ekspres edisi 12 Juli 2015

Persiapkan Mahkota Emas Buat Orangtua
Putra kebanggaan Suhardi Amir dan Nur Asma yang dilahirkan 26 November 1998 itu terus hanyut dengan hafalan Quran-nya. Dijumpai Padang Ekspres di mushola Surau Jambak, jalan Gajah Mada, Gunungpangilun Padang, Auva tampak berkomat kamit sendiri.
Usai shalat Zuhur kala itu, Kamis (2/7), sekitar pukul 12.30. Auva Nur hadi yang akrab disapa Auva terlihat menggeser posisi duduknya ke dinding mushola. Lalu mengambil Al Quran, lantas membacanya. Menariknya, Auva hanya sesekali memandangi Alquran itu. Selebihnya, dia membaca tanpa melihat teks.
Auva pernah menjadi juara I pada MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) tingkat Kota Padang tahun 2014 lalu, saat itu Auva tampil sebagai muazin dalam cabang lomba khutbah Jumat. Setahun sebelumnya, pada ajang perlombaan yang sama di Pasaman Barat, Auva mampu finis di posisi ke dua.
Anak pertama dari empat bersaudara ini sempat mengenyam pendidikan kelas satu di MTsN Padangpanjang, Aufa kemudian pindah sekolah ke MTsN Koto Baru Darmashraya. Di sanalah dia mulai menghafal Al Quran. Auva tinggal di salah satu pondok tahfiz di kabupaten termuda di Sumbar itu.
Kini Auva sedang mempersiapkan hafalan Quran 10 Juz untuk mengikuti MTQ Nasional tingkat Sumbar di Kota Sawahlunto, yang dihelat November mendatang. Sepanjang Ramadhan 2015 ini, tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain, berbeda dengan siswa SLTA lainnya.
Usai subuh hingga jam 8 pagi dirinya harus menghafal Al Quran di Pondok pesantren Darul Huffazh, tempatnya menginap. Dari Jam 08.00 Auva mengikuti pesantren Ramadhan. Kemudian jam 11.00 sampai sholat Zuhur Auva menghafal Al Quran lagi. Jam istirahatnya hanyalah sehabis Zuhur sampai Ashar.
Kendati demikian, waktu tersebut juga dipakainya untuk mengulangi hafalannya. ”Kadang kalau jenuh main bola bersama teman, itu khusus untuk sore hari Jumat saja, hari lainnya tidak ada izin. Ustadz mewajibkan menghafal Quran usai shalat Ashar sampai 17.30,” jelasnya.
Bercerita tentang hafalan Quran yang dimilikinya, Auva tampak malu-malu. ”Saat ini baru sampai surat al-A’raf, 3 lembar lagi baru masuk juz ke sembilan,” katanya sambil menunjukkan Al Quran yang tadi dibacanya.
Auva menuturkan, menghafal Al Quran bukan berarti mudah. Seringkali dia menemukan godaan dan rintangan.
”Lidah sering patah-patah kalau bertemu dengan kosakata baru. Hal inilah yang sangat menyita pikiran dan waktu. Disamping itu, membagi waktu untuk mengulanginya juga sangat susah,” tutur siswa ber behel itu.
Ditanya mengenai motivasinya menghafal Al Quran, Auva tertegun sejenak dan tampak memikirkan kosa katanya.
”Saya termotivasi oleh teman-teman di sini. Bahkan ada yang bisa menghafal satu juz dalam dua hari. Kabarnya dia menghafal saat tengah malam, saya coba tapi malah ketiduran memegang Al Quran,” tutur Auva.
Motifasi lainnya, lanjut Auva, dia ingin memberikan mahkota dari emas kepada ke dua orang tua di syurga kelak. ”Kan ada hadits tentang keutamaan menjadi penghafal Al Quran. Nabi Muhammad SAW menjanjikan mahkota dari emas di surga bagi orangtua para penghafal Quran,” terangnya.
Selain itu, Auva mengaku belum pernah naik pesawat terbang. Hal ini juga menjadi pemicu semangat yang tertanam kuat di dalam dirinya.
”Saya ingin setelah tamat SMA nanti bisa kuliah di Madinah, Arab Saudi. Selama ini saya belum pernah naik pesawat. Kata ayah, kalau ingin naik pesawat perbanyak hafalan, nanti dengan sendirinya akan sering keluar daerah mewakili Sumbar lomba hafalan Quran,” ucap Auva malu-malu mengenang kalimat ayahnya.
Sebagai sesama remaja dan sesama siswa SLTA, Auva tentunya sering digoda temannya untuk ngumpul bareng, namun Auva lebih prioritaskan menghafal Quran.
”Kadang kawan sering mengajak jalan keluar untuk ngumpul bareng, susah untuk menolaknya. Sesekali kalau jam pelajaran kosong atau pulang lebih cepat, baru saya mau. Itupun hanya untuk main futsal atau main PS sekitar satu jam saja. Lebih dari itu, saya tetap utamakan hafalan,” katanya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar