Dimuat di Padang Ekspres edisi 15 Juli 2015
”Al Quran Melapangkan Dada Saya”
“Ketek taraja raja gadang ta bao bao tuo tarubah tido.” Ungkapan
inilah yang selalu disuntikkan orangtua Muhammad Furqani untuk
memotivasi anaknya. Kini, Furqan sukses menjadi hafiz Al Quran 30 juz.
Bagaimana ceritanya?
Masih terngiang di ingatannya, bagaimana didikan orangtua ketika dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Pria kelahiran Padang, 26 April 1989 ini, merupakan salah seorang
dari 20 penghapal Al Quran yang “diwisuda” dengan hapalan lengkap 30 juz
di Pondok Pesantren Darul Huffazh, Kotobaru, Dharmasraya, tahun lalu.
Tak hanya diwisuda, Furqan yang ditemui Padang Ekspres di
kediamannya, Kompleks Polri Bunga Tanjung Indah, Blok D/6 RT 2 RW 8,
Kelurahan Batipuhpanjang, Kecamatan Kototangah, Kota Padang, kemarin
(14/7), juga menamatkan pendidikan formalnya di MTsN kotobaru.
Di bawah bimbingan ustad Efendi Lubis dan Buya Mukhlis, Furqan
terlatih menghapal Al Quran satu halaman per hari. “Saya pindah sekolah
ke sana, saat naik ke kelas 5 SD. Saat itulah saya mulai menghapal Al
Quran, umur saya waktu itu 10 tahun,” kenangnya.
Ramadhan tahun ini menjadi berkah tersendiri baginya. Furqan ditunjuk
sebagai imam tetap shalat Tarawih di Masjid Jabal Rahmah Kompleks
Universitas Baiturrahmah, Kelurahan Aiapacah (Bypass), Kecamatan
Kototangah, Padang.
Di masjid ini, praktik shalat Tarawih berjumlah 20 rakaat layaknya di
Timur Tengah. Satu rakaat sang imam akan membaca setengah halaman Al
Quran.
Artinya, satu malam shalat Tarawih Furqan membaca sebanyak setengah
juz Al Quran. Total bacaan yang keluar dari hafalannya sampai akhir
Ramadhan mencapai 15 juz.
“Alhamdulillah, pengurus masjid meminta saya mempraktikkan bagaimana
shalat Tarawih seperti di Timur Tengah. Honornya juga luar biasa,
sungguh ini mukjizat Ramadhan yang luar biasa bagi saya,” tuturnya
malu-malu.
Satu malamnya, Furqan mendapat honor menjadi imam sebesar Rp 500
ribu. Jika digenapkan 30 malam Ramadhan, tentunya satu bulan itu Furqan
berpenghasilan Rp 15 juta.
Kendati masih dalam tahap menyelesaikan tesis pada program
pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Furqan memantapkan hatinya
meminang seorang perempuan cantik, Hafizah.
Tepat pada 7 November 2014 lalu, Furqan mempersunting sang pujaan
hatinya yang juga satu angkatan dengannya di MAKN Kotobaru
Padangpanjang. Kini, bermodalkan hapalan Al Quran, Furqan bersama
istrinya mengarungi bahtera rumah tangga dengan merintis bisnis tour dan
travel.
Anak ketiga dari enam bersaudara pasangan Darmis Darwis dan
Wirnawati ini juga menceritakan, bagaimana ustad yang mengasuhnya di
pondok tahfiz untuk memotivasinya.
“Dulu ustad tidak memiliki apa-apa. Berkat Al Quran lah kehidupan
ustad sampai seperti saat ini. Dari ujung kaki sampai ke ujung rambut,
semuanya merupakan berkah dari bergaul dengan Al Quran,” ujar Furqan
menirukan kalimat ustadnya.
Tidak mendapati hambatan saat menghapal Al Quran, tentunya mustahil.
Furqan juga manusia biasa. Saat usianya remaja, Furqan sering diperdaya
oleh kegemarannya bermain game Play Station.
Mujur, Furqan tak sampai larut dibawa kegemarannya itu. Sang ustad
lah tidak henti-hentinya memberi semangat kepadanya. Motivasi lainnya,
lanjut Furqan, dia ingin memberikan mahkota dari emas kepada kedua
orangtua di surga kelak.
“Kan ada hadits soal keutamaan menjadi penghafal Al Quran. Nabi
Muhammad SAW menjanjikan mahkota dari emas di surga bagi orangtua para
penghafal Quran,” terangnya.
Setelah mengkhatamkan 30 juz Al Quran, Furqan merasakan hidupnya
benar-benar lapang dan banyak kemudahan diperolehnya dari jalan tak
terduga.
“Secara bathin, Al Quran melapangkan dada saya. Secara duniawi, Al
Quran juga memberi saya segalanya. Sudah mengikuti ajang MTQ ke berbagai
daerah, misalnya. Sering menjadi imam di masjid berbeda-beda tiap
tahunnya. Intinya, tidak bisa saya sebutkan satu per satu,” ujarnya.
Furqan sendiri sudah tiga kali mewakili Sumbar mengikuti perlombaan
MTQ cabang hafalan Quran tingkat nasional. Mulai MTQ di Mataram, Nusa
Tenggara Barat tahun 2002, kemudian Jakarta tahun 2005, dan Kendari,
Sulawesi Tengah tahun 2006.
Semasa kuliah di Universitas Al Azhar, Furqan mengukir prestasi dalam
kompetisi internasional Al Quran di Kairo, Mesir. Bersaing dengan
delapan negara peserta lainnya, Furqan berhasil meraih ranking empat
pada cabang 20 juz.
Orangtuanya juga sering memberi reward uang saku, bila Furqan
berhasil meraih prestasi atau menghapal satu surat Al Quran tertentu.
Selain itu, satu hari satu halaman merupakan target pondok tahfiz yang
harus diselesaikannya.
Furqan memiliki teknik khusus dalam menghafal Al Quran. Dia membagi
halaman Al Quran menjadi seperempat. Seperempat pertama dihapal baru
masuk, dan berlanjut sampai satu halaman. Kemudian, dia mengulangnya
secara bersamaan.
Setoran hafalan sendiri dilakukan setiap hari kepada usta Efendi
Lubis atau Buya Mukhlis. “Pondok Al Quran itu dihuni berbeda usia. Ada
masih SD, tsanawiyah dan ada pula aliyah. Semuanya saling menyemangati
dan berpacu dalam menghafal,” katanya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar