Teringat dan Terkenang

Untuk menyingkap sisi lain batu nisanku kelak dimana hanya ada nama, kelahiran dan kematian, maka aku menulis!

Selasa, 18 Agustus 2015

Rusydi Haris: Dua Hari, Hafal 1 Juz Al Quran

Dimuat di Padang Ekspres edisi 9 Agustus 2015

Haris, sapaan akrab remaja kelahiran Solok, 28 Juni 2000 ini. Buah hati pasangan Rusliadi dan Azrita Rahmadani ini pantas diacungkan jempol. Bagaimana tidak, diusianya yang baru beranjak 15 tahun, Haris telah menghafal 16 juz Al Quran. Dalam dua hari, ditargetkan mampu menghafal satu juz Firman Tuhan.
Di Pondok Pesantren Darul Huffazh di Jalan Gajah Mada No 24 Gunungpangilun Padang inilah Haris mendulang hafalan Al Quran di bawah bimbingan ustaz Abdurrahman. Saat ini Haris duduk di bangku kelas tiga, setingkat SMP.
“Kebetulan paman saya kenal dengan salah satu ustaz yang mengajar di sini. Saya ditawarkan untuk menghafal Al Qran dan diajak ke Padang. Mendengar hal itu saya senang. Orang tua pun juga mendukung. Akhirnya saya menerima tawaran paman,” ujar anak kedua dari sembilan bersaudara itu saat ditemui Padang Ekspres, di Ponpes Darul Huffazh, awal Agustus lalu.
Haris mulai menghafal Alquran sejak masuk pondok pesantren, kelas VII di sekolah umum atau kelas satu SLTP. Hebatnya, naik ke kelas III hapalannya sudah 16 juz.
Hapal 30 juz Alquran sebelum UN kelas 3 adalah target utama yang diidam-idamkannya. Untuk itu Haris telah membulatkan tekad, memaksimalkan kemampuan menghapal 10 halaman atau setengah juz dalam sehari semalam.
Kiat utama Haris dalam menghafal Al Quran adalah dengan menggunakan Al Quran yang memiliki terjemahan per kata. Dengan demikian, menurutnya, kosa kata Al Quran yang sulit diucapkan dapat dipahami terlebih dulu.
“Kalau suatu lafaz sulit diucapkan, saya cari tahu artinya terlebih dulu. Kemudian saya mencari waktu yang paling mudah untuk menghafal. Waktu jelang Subuh favorit saya, karena saat itu otak masih fresh,” kata alumni SDN 04 Pantai Cermin, Kabupaten Solok ini.
Hal-hal yang dapat menyebabkan kejenuhan, tambah Haris, juga harus segera diatasi. Kalau pikiran tidak fokus menghafal Al Quran tidak boleh dipaksakan.
“Satu kesempatan menghafal Al Quran, jangan dipergunakan terlalu lama. Saya akan jenuh dan bosan. Saya juga mewanti-wanti agar tidak disibukkan oleh handphone,” jelasnya.
Haris juga sabar dalam perantauannya menuntut ilmu dan mengejar target hafalan. Berpisah dengan orang tua dan adik-adiknya tidak membuatnya berkecil hati. Pulang kampung hanya sekali 5 bulan, atau ada hal mendesak saja. “Namonyo menuntut ilmu tu yo baitu,” tuturnya dalam logat Solok.
Menghilangkan efek jenuh, sekali dalam seminggu, Haris biasanya menghabiskan waktu dua jam untuk bermain bola dengan rekan-rekannya sesama penghafal Al Quran.
Kalau sudah jenuh, sekali seminggu dia ikut bergabung dengan teman-teman bermain bola. Atau jika ada izin dari ustaz, biasanya pergi nonton bola. Menurutnya, menggunakan waktu sebaik-baiknya adalah suatu keharusan setiap remaja seusianya.
“Remaja identik dengan kenakalan, karenanya harus perbanyak ibadah. Suko ka lawan jenis tentu ado, mengutarakannya saya ndak bisa, saya malu. Jadi lebih baik menghafal Al Quran saja,” ujarnya sambil tertawa.
Menghadiahkan orang tua sebuah mahkota dari emas di syurga dan memberikan syafaat kepada 10 famili adalah landasan utama niatnya menjadi seorang penghafal Al Quran.
“Jalan di jalur awak se, kalau jalurmu menghapal Quran ya hafal lah Quran. Kalau melenceng dari jalur ibarat maksud tak kesampaian,” ucap Haris menirukan pesan ke dua orangtuanya.
Kini berbagai prestasi telah ditorehkannya. Diantaranya, juara II pada MTQ cabang Hifzil 5 juz plus Tilawah di Kabupaten Solok tahun 2014. Pada ajang yang sama di tahun sama, Haris juga berhasil meraih juara II ketika dihelat di Kota Padang.
Selain itu, dia juga pernah mengikuti perlombaan di cabang hafiz 10 juz dalam MTQ antarpelajar se-Sumbar yang dilaksanakan Ponpes Ar Risalah. Haris mampu finish di peringkat ke-III. Dalam waktu dekat Haris akan mewakili Sumbar dalam ajang STQ Nasional di Jakarta, 4 Agustus. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar